Ada Saham IPO di Rp 780, Sekarang Nyaris Rp 10.000, Terungkap Update Terbaru
Monday, May 06, 2024       09:23 WIB

JAKARTA, investor.id - Bursa Efek Indonesia (BEI) membuka suspensi perdagangan saham PT Barito Renewables Energy Tbk () mulai sesi I tanggal 6 Mei 2024. Sebelumnya, saham ini sempat dikenakan suspensi sementara pada perdagangan Jumat (3/5/2024) dalam rangka cooling down .
"Dengan ini diumumkan bahwa suspensi atas perdagangan saham PT Barito Renewables Energy Tbk () di pasar reguler dan pasar tunai dibuka kembali mulai perdagangan sesi I tanggal 6 Mei 2024," jelas pengumuman BEI.
Saham emiten Prajogo Pangestu, PT Barito Renewables Energy Tbk () melonjak 7,05% ke Rp 9.875 (nyaris Rp 10.000) pada perdagangan 2 Mei 2024 dan menjadi level tertingginya sepanjang tercatat di BEI.
Barito Renewables baru mencatatkan sahamnya di BEI mulai 9 Oktober 2023, atau belum genap setahun. Perseroan menggelar initial public offering (IPO) dengan mematok harga Rp 780/saham dengan masa penawaran umum pada 3-5 Oktober 2023.
Dari harga perdananya hingga perdagangan 2 Mei 2024, saham Barito Renewables Energy () telah melambung 1.166%.
Sementara itu, Barito Renewables Energy () mencapai milestone penting di kuartal I-2024.
"Barito Renewables kembali mencapai milestones penting di kuartal pertama tahun 2024 dengan selesainya akuisisi pembangkit listrik tenaga angin yaitu PLTB Sidrap 1 dengan kapasitas 75 MW dan 3 aset pengembangan tenaga angin dengan potensi kapasitas gabungan sebesar 320 MW yang terletak di Provinsi Sulawesi Selatan (Sidrap 2), Sukabumi dan Lombok," ungkap CEO Barito Renewables, Hendra Soetjipto Tan dalam keterangan resmi, Jumat (3/5/2024).
PLTB Sidrap 1 merupakan pembangkit listrik tenaga angin pionir di Indonesia dan menduduki peringkat salah satu yang terbesar di negara ini. Perusahaan juga telah mengakuisisi PT Operation and Maintenance Indonesia (OMI) yang memegang peranan penting dalam mendukung kegiatan operasional Sidrap.
Selain itu, pada 3 bulan pertama 2024, Barito Renewables () memberikan kinerja pertumbuhan yang cukup stabil, terlepas dari kondisi ekonomi global yang penuh tantangan.
Perusahaan mencatat pendapatan sebesar US$ 145,4 juta, EBITDA sebesar US$ 123,6 juta, dan laba bersih setelah pajak sebesar US$ 37,1 juta.
"Dari sisi neraca dapat terlihat bahwa per 31 Maret 2024 rasio utang bersih terhadap ekuitas turun menjadi sebesar 2,07x dibandingkan dengan 2,3x pada akhir tahun 2023. Hal ini mencerminkan kemampuan finansial kami untuk mendukung rencana pertumbuhan perusahaan di tahun-tahun mendatang," sambung Hendra.
Strategi
Ke depan, Barito Renewables ()berkomitmen untuk terus meningkatkan kinerja keuangan perusahaan, menambah kapasitas pembangkit listrik yang dikelola perusahaan dan pemenuhan komitmen kepada pemegang saham dengan melalui berbagai strategi.
Di antaranya menjaga keunggulan operasional dari seluruh pembangkit panas bumi yang dimiliki perusahaan sebagai energi baseload yang dapat diandalkan. Hal ini tercermin dalam realisasi faktor kapasitas yang tetap berada diatas 90%.
Selain itu, menjaga efisiensi dan optimisasi dalam biaya operasional termasuk menurunkan beban pembiayaan bank, yang ditargetkan dapat direalisasikan pada semester dua tahun ini.
Lalu, meningkatkan kapasitas pembangkit energi bersih melalui pengembangan aset panas bumi di area operasi Salak, Darajat dan Wayang Windu dengan program retrofit maupun penambahan unit baru yang berpotensi meningkatkan kapasitas sebesar 116 MW yang diharapkan akan mulai beroperasi mulai tahun 2025 sampai dengan tahun 2027.
juga akan melakukan pengembangan wilayah Sidrap 2 dengan kapasitas sebesar 69 MW, yang tendernya direncanakan akan terjadi di semester kedua tahun 2024.
Selanjutnya adalah perseroan berkomitmen untuk konsisten mendistribusikan dividen terlepas kondisi ekonomi global yang penuh tantangan.

Sumber : investor.id
An error occurred.